04 Juli 2011

Pasar Malam Hiburan untuk Semua

19.30 WIB, RW 014, Duren Jaya, Bekasi

Malam mulai pekat, tapi di sini terang. Tiga, empat, lima, enam. Malam ini Kami berenam pergi ke pasar malam. Saya, Fayyadh, Rayyan adalah pengunjung perdana tempat ini. Degup sistem audio menyuarakan lagu disko dangdut. Semarak. Semua lampu dan suara menyemarakkan suasana dan berhasil menghilangkan kepekatan malam. Lampu di sini, lampu di sana. Ceria di mana-mana. Inilah pasar malam. Pasar yang muncul malam hari dengan beberapa wahana aktif nyaris tanpa butuh listrik.

Setelah bengong selama beberapa menit, saya mulai bertanya-tanya bagaimana cara naik wahana yang ada. Karena Fayyadh (setelah ikutan bengong) mulai antusias. Akhirnya tiket berhasil dibeli. 5 tiket tentu cukup untuk naik beberapa wahana buat Fay dan Rayy. Fay berhasil naik komedi putar (tanpa antrian, setelah berebutan tentunya). Saya mengendong Rayy dan kembali menikmati suasana. Tiba-tiba terdengar suara melalui microphone. Pria tengah baya berteriak kesal.

"Denger kata abang neng!
Jangan turun dulu!
Neng!
DENGER KATA ABANG!
"
Hah?! Setengah terperangah ditengah antusiasme saya akan suasana pasar malam, saya akhirnya mengenali dari mana suara itu berasal. Itu adalah suara abang mic (sebut saja begitu karena abang ini punya otoritas penuh menggunakan satu-satunya microphone di pasar malam ini). "Ombak Banyu" itu nama wahananya (begitu disebut oleh pasar malam yang saya kunjungi). Ini sedikit penjelasan mengenai wahana ini :
1. Berbentuk seperti hexagon (saya lupa menghitung sisinya)
2. Disepanjang sisi terdapat tempat duduk panjang dari kayu
3. Kaki penumpang nantinya akan beberapa senti dari tanah
4. Digerakkan oleh beberapa orang yang berlari, bergelantungan, dan berloncatan dalam ritme yang pasti. Unik.

Kira-kira seperti ini gambarnya jika sedang berputar:
Foto di ambil dari blog ini.

"Ombak Banyu" ini diatur oleh abang mic (yang suaranya mengagetkan saya sebelumnya), yang luar biasa galak tapi ceria. Wahana ini memerlukan keseimbangan berat antara sisi yang satu dengan sisi yang lainnya. Teguran-teguran keras akan diteriakkan jika penumpang tidak mengikuti instruksi dengan baik. Wahana ini tampaknya luar biasa menyenangkan karena terlihat dari antusiasme calon penumpang yang ingin naik. Bisa disebut ini adalah wahana paling digemari. Ya, menyenangkan sekaligus membahayakan. Satu pesan dari abang mic yang tidak akan pernah saya lupa.

"Sudah siap semuanya?
Kalo udah siap
berarti harus pasrah sama Allah".

Tanpa sabuk pengaman, tanpa jaminan asuransi, musik kembali berputar dan "Ombak Banyu"
kembali meliuk-liuk.

Tulisan lain tentang kisah Pasar Malam yang saya kunjungi, bisa baca di sini.

Tidak ada komentar:

:)