17 November 2011

e-Learning by Design

Buku ini mendarat di tangan saya setelah gelisah beberapa menit yang terasa seperti beberapa jam menunggu bu Dewi Salma membuka pintu lemari buku koleksi Jurusan KTP (Kurikulum dan Teknologi Pendidikan). Buku yang saya pegang masih edisi perdana, di mana Oktober 2011 kemarin Horton telah menerbitkan buku Edisi Keduanya dan bisa dibeli di amazon.com.

Cover depan buku Edisi Kedua Horton

Buku ini merupakan satu paket komplit yang menggali perancangan e-learning dengan detail pilihan aktivitas pembelajaran yang bisa diadopsi. Horton pada edisi pertama ini membagi aktivitas pembelajaran ke dalam beberapa kelompok: absorb-type activity; do-type activity; dan connect-type activity. Semua ini adalah aktivitas yang merangkum jenjang belajar secara keseluruhan, penggunaannya tentu disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Yang membahagiakan adalah kepedulian Horton akan hal-hal detail yang sering dianggap remeh, seperti penempatan, komposisi, hingga navigasi pada e-learning dibahas rinci oleh Horton. Pengolahan topik pembelajaran juga dituntun dengan apik oleh Horton. Buat para instructional designer, buku ini sesuatu yang tidak boleh dilewatkan.

Tapi, setelah intip sedikit konten di buku keduanya, saya lebih ga sabar lagi baca edisi kedua. Di edisi kedua, Horton memberi detail tentang games dan simulasi, yang mana sangat sering digunakan pada pembelajaran dengan jenjang belajar yang lebih tinggi. Terlebih saat ini kebutuhan corporate untuk menuangkan material praktik ke dalam bentuk e-learning, saya rasa semakin tinggi. Selain itu terdapat chapter tersendiri yang membahas mobile learning.

Saya yakin Horton tidak mau ketinggalan mengkaji learning object, dan saya seperti yang saya duga, saya menemukan jawabannya di buku kedua ini. Horton says 'Topics are learning object'. Untuk pemikiran kedepannya, Horton sangat antusias dan agresif mengkaji Social Learning as a new chapter in this book. Seperti yang sedang bergema belakangan ini dimana para ahli mulai berpendapat the future of e-learning is social learning. Sepertinya Indonesia masih jauh menuju ke sana.

Tidak heran dengan jarak selang enam tahun, terbitnya buku kedua ini merangkum dan mengupas secara rinci perkembangan e-learning dan kebutuhannya yang sedemikian ragam. Tidak heran pula saya mendamba setengah mati buku kedua ini :)

Tidak ada komentar:

:)